Minggu, 20 April 2014

MANUSIA DAN PENDERITAAN

,
 PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.


SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.

KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1.      nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2.      nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1.      Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2.      Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3.      Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1.      Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2.      Terjadinya konflik sosial budaya.
3.      Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif. Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara lain :
Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
·         Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
·         Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
·         Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
·         Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
·         Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
·         Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
·         kota – kota besar
·         anak-anak muda usia
·         wanita
·         orang yang tidak beragama
·         orang yang terlalu mengejar materi

Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
·         Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
·         Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain lain.

PENYEBAB MUNCULNYA PENDERITAAN
Penderitaan yang muncul karena perbuatan buruk manusia
Menurut pandangan saya, penderitaan ini muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak harmonisan antara elemen satu dengan yang lainnya. contohnya pada hubungan dalam bermasyarakat, ada kalanya didalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekan. dari sinilah penderitaan muncul karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut. dalam hal ini, penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati apabila ada seseorang yang menjelek-jelekan bahkan rasa itu bisa saja semakin sakit apabila sudah terjadi pertengkaran yang membuat hubungan didalam masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain karena ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat membawa penderitaan. contohnya apa yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana alam terjadi dimana-mana. karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang membuat alam menjadi tidak bersahabat lagi dengan manusia maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam. penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara fisik dan batin, karena mereka yang terkena bencana alam harus rela kehilangan harta benda bahkan keluarga mereka.

Penderitaan yang muncul karena suatu penyakit/siksaan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

HUBUNGAN MANUSIA DAN PENDERITAAN
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka. Adapun akan lebih jelas akan dibahas sebagai berikut.

Contoh Manusia dengan Penderitaan

Rintihan Korban Senyap Perang di Dunia
Di Suriah, anak-anak kehilangan nyawa mereka akibat perang. KelompokPenelitian Oxford (ORG)pada November 2013, menyoroti anak laki-laki dan perempuan di semua kelompok usia yang terbunuh dalam konflik Suriah. ORG menyebutkan bahwa pada akhir Agustus 2013, 11.420 anak berusia maksimum 17 tahun tewas dalam perang Suriah. Sejauh ini, penyebab utama kematian anak-anak adalah bahan peledak atau mortir yang ditembakkan selama pertempuran. Dilaporkan pula bahwa 764 anak tewas dieksekusi oleh kelompok Takfiri yang didukung Amerika Serikat dan Arab Saudi. Sementara 389 kasus kematian anak disebabkan oleh para penembak jitu. ORG menambahkan bahwa 128 anak Suriah tewas dalam serangan kimia di Ghouta pada 21 Agustus 2013. Setidaknya 112 tewas akibat disiksa dan dibunuh, termasuk beberapa dari mereka masih bayi.

Jelas bahwa perang dan ketakutan akan memisahkan anak-anak dari rumah, sekolah, dan teman-teman mereka dan bahkan dari semua hal yang memiliki makna dalam hidup mereka. Ini adalah sebuah pengalaman yang menakutkan bagi seorang anak, terlebih jika mereka kehilangan kedua orang tuanya dalam konflik. Perang Bosnia-Herzegovina mungkin dapat menjadi contoh yang paling riil, di mana anak-anak menjadi korban teratas perang. Kekerasan di sana mengakibatkan banyak anak-anak tanpa pendamping sebagai pengungsi di tempat penampungan Zagreb.

Pada Agustus 2013, Organisasi Internasional Save the Children mendesak Dewan Keamanan PBB untuk berbuat lebih banyak untuk anak-anak Suriah, di mana hampir dua juta dari mereka membutuhkan bantuan akibat perang berkepanjangan di negara itu. Save the Children dalam sebuah laporannya mengatakan, "Sejak awal krisis di Suriah, anak-anak telah menjadi korban yang terlupakan, menghadapi kematian, trauma dan penderitaan, dan kehilangan bantuan kemanusiaan dasar." Anak-anak semakin sering terlibat langsung dalam bahaya karena mereka sedang direkrut oleh kelompok-kelompok bersenjata. Bahkan ada laporan bahwa anak-anak berumur delapan tahun telah digunakan sebagai perisai manusia.

Berdasarkan laporan Save the Children, ancaman terhadap anak-anak dimulai sebelum mereka lahir, sebab rumah sakit dan petugas kesehatan sedang diserang, perempuan enggan untuk pergi ke rumah sakit. Ini berarti lebih banyak kelahiran terjadi di rumah, tanpa bidan yang terampil. Akses ke makanan juga masalah serius bagi keluarga di Suriah. Save the Children juga mengatakan bahwa anak-anak Suriah juga ditembaki, disiksa, dan diperkosa. Organisasi kemanusiaan ini mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bersatu di balik aksi yang akan mengakhiri kekerasan dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan menjangkau anak-anak di seluruh Suriah. Mereka mendesak semua pihak dalam konflik untuk memungkinkan akses tak terbatas ke warga sipil yang membutuhkan bantuan.

Harian Daily Telegraph baru-baru ini menurunkan laporan tentang kehadiran anak usia delapan tahun di garis depan perang Suriah. Dia terlalu kecil untuk dapat memegang senjata dengan benar, tapi anak kecil ini, Ahmed, sudah menjadi salah satu petempur dalam perang Suriah. Ahmed mengatakan ia berubah dari seorang anak yang riang di tengah keluarga yang penuh kasih, menjadi seorang tentara cilik yang tinggal di salah satu jalan paling mematikan di Aleppo. Dia menuturkan, "Saya akhirnya membantu paman saya dan rekan-rekannya karena saya tidak punya pilihan lain, tidak ada sekolah, keluarga saya sudah mati, apa pilihan yang saya miliki?" Ibu dan ayah Ahmed meninggal dalam serangan mortir di kawasan Salaheddin. Sekarang, pamannya mengajak Ahmed untuk memangku senjata dan terlibat dalam perang.

Organisasi Human Rights Watch juga memperingatkan bahwa ratusan anak dari kota-kota yang paling parah terkena dampak konflik di Suriah sedang dilatih untuk mengambil bagian dalam perang. Anak laki-laki – sebagian besar berusia 14 tahun – dikirim untuk misi pengintaian atau untuk menyelundupkan senjata kepada kelompok oposisi.

Jelas bahwa anak-anak tidak bisa lepas dari konflik jika masyarakat dunia menolak tanggung jawabnya. Akan tetapi, lebih penting dari itu adalah memperhatikan akar penyebab perang, terutama konflik etnis dan perang saudara. Sejarah menunjukkan bahwa kekuatan-kekuatan global selalu menghalangi terciptanya stabilitas dan kesepahaman di antara bangsa-bangsa dengan menciptakan pertikaian dan tindakan provokatif. Saat ini, kebanyakan dari konflik dan perang di dunia bersumber dari kebijakan konfrontatif yang diadopsi oleh kekuatan-kekuatan arogan dunia. Sayangnya, salah satu dari dampak buruk kebijakan itu adalah kesengsaraan, kehancuran, kelaparan, dan kehilangan tempat tinggal.

Sumber :

0 komentar to “MANUSIA DAN PENDERITAAN”

Posting Komentar

Social

Twitter Feed Facebook Google Plus Youtube
 

DEWI AYU SARASWATI Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates